Followers

My Watch

Blogger templates

www.annisa-mayayam.blogspot.com
RSS
Life's too short to have regrets, so I'm learning now to leave in the past. Only have one life to live so you better make the best for it. . .

Sang Drumer

Nih cerita aku karang sendiri lho...Semoga bisa menikmati...^^


Memungut sampah dari tempat sampah satu ke tempat lainnya dan bekerja di bawah terik sinar Matahari telah menjadi pekerjaan sehari-hari anak bernama Ari. Ari adalah seorang anak laki-laki berusia 12 tahun yang tak lain merupakan anak dari keluarga tak mampu yang dapat bertahan hidup hanya dengan bekerja sebagai pemulung. Setiap hari setelah pulang sekolah Ari dan teman-temannya harus melakukan pekerjaan yang sangat mempengaruhi apakah mereka mendapat sesuap nasi atau tidak yaitu memunguti sampah yang masih layak untuk dijual kembali agar mendapatkan uang.
            Meskipun hanya sebagai pemulung, namun Ari memiliki keinginan yang tinggi, yaitu menjadi seorang drumer yang lebih hebat dari Gilang Ramadhan, sang idola. Ari sadar bahwa dengan kehidupannya yang sekarang, ia akan sulit sekali dalam mencapai keinginan tersebut. Namun Ari tidak pernah putus asa. Setelah ia bekerja, Ari selalu mengambil satu kaleng ataupun kardus hasil memulungnya setiap hari. Dan setiap hari itu pula, ia memulai merangkai satu-persatu bagian dari drum. Meskipun kelihatannya tidak seperti drum yang biasa digunakan para drumer sukses lainnya, tetapi Ari tidak menghiraukan itu. Karena Ari sadar, bahwa kedua orang tuanya tidak akan bisa mampu untuk membelikannya drum, ya dikarenakan harganya yang sangat mahal. Dan setiap disaat Ari bercerita tentang keinginannya untuk menjadi drumer yang hebat, bapak dan ibu Ari selalu terlihat sedih. Dikarenakan mereka tidak mampu mewujudkan keinginan anak satu-satunya itu. Mereka merasa bersalah. Mengapa mereka hanya dapat menjadi seorang pemulung bukannya sebagai seorang pengusaha yang sukses. Walaupun begitu, mereka tetap bersyukur pada Allah. Meskipun hidup mereka pas-pasan.
            Disaat drum Ari telah menjadi rangkaian drum yang indah, meski tidak seindah drum para drumer lainnya, dikarenakan drumnya yang hanya tebuat dari susunan kaleng dan kardus bekas. Ia memulai memukul-mukul drum dengan dua batang bambu sesuai irama. Ari bermain dengan lues dan pukulan-pukulannya sangat power full. Walaupun nada-nada yang dihasilkan oleh drum hasil karyanya sendiri tidak semerdu drum yang bermerek. Setiap hari Ari tidak pernah lupa untuk tetap berlatih drum di belakang rumahnya dan setiap hari itu pula, kemampuan Ari bertambah. Namun Ari tidak terlena begitu saja saat bermain drum. Ia tetap bersekolah serta giat belajar dan sholatnya yang tidak pernah terlewatkan. Kedua orang tua Ari sangat bangga mempunyai anak seperti Ari.
            Namu lama-kelamaan Ari pun mulai putus asa dan bosan dalam bermain drum. Hal itu dikarenakan munculnya kembali pikiran mengenai ia tidak akan bisa menjadi seorang drum yang sangat sukses dan terkenal, ya karena ia hanya seorang anak pemulung yang seharusnya tidak mempunyai keinginan yang terlalu muluk dan berlebihan seperti itu. Selain itu bapaknya yang terkena penyakit radang usus buntu, dan itu menambah semakin pupusnya semangat dalam bermain drum. Ia harus terus bekerja sebagi pemulung dan penjual koran untuk mendapat uang banyak dan dapat menyembuhkan penyakit bapaknya itu dengan cara harus dioperasi yang ia tahu biaya operasi itu sangat mahal. Bermain drum pun ia lupakan dalam rutinitas sehari-harinya. Dan Ari pun memecahkan celengan yang uangnya ia kumpulkan untuk dapat membeli drum suatu saat nanti. Namun Ari iklhas jika harus memecahkan celengannya tersebut untuk kepentingan bapaknya, yang mungkin lebih sangat penting daripada untuk membeli drum. Apalagi uang yang ia kumpulkan tidak akan mungkin cukup untuk membeli drum sampai kapan pun. Di sini Ari semaki putus asa dan semangatnya pun mulai memudar.
            Suatu hari, di sekolah Ari ada kegiatan sosialisasi dari suatu komunitas tentang pendidikan. Seluruh murid di Sekolah Kumpulan Anak Pemulung diperintah utuk memperkenalkan diri masing-masing dan memeberitahukan apa cita-cita yang ingin dicapai kelak telah menjadi dewasa. Pak Matheo (ketua komunitas tersebut) terkejut saat Ari memberitahu jika cita-cita yang ingin dicapai adalah menjadi seorang drumer. Setelah pulang sekolah Pak Matheo menginginkan agar Ari bermain drum dengan drum buatannya di hadapannya. Awalnya Ari menolak untuk
 bermain drum, karena ia telah berjanji untuk tidak bermain drum lagi dikarenakan selalu teringat akan penyakit yang bapaknya alami saat ini. Namun karena Ari melihat Pak Matheo yang terus memohon, akhirnya ia pun menunjukkan aksinya. Tak sontak Pak Matheo sangat senang dengan permainan Ari. Dan keesokan harinya Pak Matheo meminta ijin agar Ari diperbolehkan untuk pergi ke studio musik miliknya. Ari pun senang dan kedua orang tuanya memperbolehkan anaknya untuk mengikuti Pak Matheo yang nampaknya terlihat seperti orang yang sangat baik.
            Di Studio Musik “Tralala-Trilili”, Ari diajak untuk melihat seperti apa drum yang sebenarnya itu. Ari sangat terkejut dan bahagia melihat betapa bagus dan kerennya drum yang sebenarnya. Selain itu yang membuatnya tambah senang adalah Pak Matheo memperbolehkan Ari untuk memainkan drum tersebut. Awalnya Ari sangat tegang dan grogi memainkannya, namun lama-kelamaan Ari pun terbiasa dan permainnya sangat luar biasa. Harmonisasi, tempo, dan nada yang dihasilkan sangat bagus dan dapat dinikmati oleh semua orang. Tak heran Pak Matheo mengijinkan agar Ari dapat bermain drum di studio miliknya kapan saja. Serta Pak Matheo berjanji pada Ari akan membuatkannya konser tunggal. Dan yang akan dihadiri Gilang Ramadhan, Titi Sjuman, JP Milennix, dan para drumer lainnya. Ari terkejut dan langsung berterimakasih pada Pak Matheo. Dan berita yang paling bagus adalah Pak Matheo akan membiayai operasi bapaknya agar dapat sembuh dari penyakit yang menakutkan dan mungkin akan membahayakan nyawanya.
            Namun saat Ari merasa senang, teman-temannya mulai membenci Ari. Hal itu dikarenakan Ari yang lupa terhadap teman-teman sepermainannya. Serta Ari telah lama tidak mengunjugngi teman-teman di kompleks pemulung. Untung saja Ari segera menjelaskan mengapa ia jarang bermain dengan mereka. Dan teman-teman Ari tiba-tiba saja loncat kegirangan, ternyata Ari mengundang para teman-temannya untuk hadir di konser tunggalnya. Dan mereka berjanji akan menghadiri acara itu.
            Pada Hari Minggu, 7 November 2010, pukul 18.30 WIB. Acara Konser Tunggal Ari pun dimulai. Ternyata banyak sekali penonton yang hadir, termasuk para teman-teman Ari dan kedua orang tuanya. Sepanjang acara teman-temannya terus meneriakkan kata “Drumer hebat”. Satu-persatu drumer terkenal pun berkolaborasi dengan Ari. Wajah Ari pun terlihat senang, gembira, dan menunjukkan semangat yang berkobar. Dari situ kehidupan Ari pun berubah drastis menjadi orang hebat, sukses, dan kaya, namun tetap rendah diri.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Posting Komentar